Mencoba mengatasi SSD tidak terdeteksi Home windows

Mungkin karena siap – siap lebaran (walau masih 1 bulan lebih) jadi banyak yang meminta bantuan untuk servis laptopnya. Kali ini kasusnya ada pada SSD Samsung 850 EVO 250GB yang dipasangkan pada laptop computer ASUS (lupa tipenya). Jadi di BIOS telah benar terdeteksi adanya SSD ini tapi saat ingin set up Home windows 10 malah tidak muncul sebagai lokasi instalasi. Bingung kan?

Walau SSDnya masih baru tapi orangnya enggan klaim garansi untuk servis karena dapat memakan waktu lama baru selesai, dan jaminan replacenya cuma berlaku 1 hari. Telah telat jadinya. Nah… yang saya tuliskan kali ini adalah solusi – solusi yang dapat dicoba untuk memperbaikinya. Untuk masalah yang saya alami ini agak yakin disebabkan Windowsnya yang tidak mengenali partisi di SSDnya. Dan mestinya memang masih kosongan.

Untuk langkah pertama adalah solusi paling sederhana, coba ganti mode koneksi SATA dari IDE/ATA ke AHCI atau sebaliknya. Ini settingnya perlu masuk ke BIOS dulu ya.

Alternatif kedua adalah pastikan kabel SATA yang dipakai tidak rusak, atau coba pindahkan ke slot lain di motherboardnya. Kalau di PC memang sederhana bongkarnya, tapi misal ini pocket book saya anjurkan coba solusi berikutnya kalau tidak berani oprek laptop computer.

Nah… solusi ketiga inilah yang berhasil mengatasi masalah SSD tidak dikenali Home windows. Yang dibutuhkan adalah komputer lain dan pasangkan SSDnya disana. Kalau telah dikenali maka silahkan buat partisi baru pakai Disk Management.

Setelah itu kembalikan ke laptopnya dan mestinya akan dikenali oleh installer Windowsnya, tinggal diformat ulang saja setelahnya. Kabarnya ini disebabkan informasi partisi yang korup. Oh ya, kalau ada konverter/adapter USB to SATA maka dapat digunakan serta.

Ini masih berhubungan dengan cara diatas. Bedanya coba pakai Linux, ini sistem operasi dengan deteksi {hardware} terbaik. Solusinya sama kok, silahkan partisi dulu. Tidak harus set up Linux aslinya, pakai LiveCD/LiveUSB telah bisa. Nanti partisinya dapat pakai aplikasi gParted.

Misal masih gagal serta? Coba cek apakah ada replace BIOS untuk motherboard atau laptopnya. Kadang memang perlu ada perbaikan deteksi {hardware} pada ROM BIOSnya. Ini saya letakkan terakhir walaupun sekarang cara flash BIOS itu sederhana dan cepat karena ada resiko bila salah akan ngebrick. Jadi hati – hati saja.

Semoga bermanfaat.

Assalamualaikum wr. wb. dan salam berbahagia untuk para pembaca sekalian.                Kemarin kami mendapatkan masalah baru tentang laptop computer yang pakai penyimpanan Stable State Drive. Sistem operasi tidak mendeteksi SSD. Nah penasaran bagaimana penyelesaiannya. Lets Learn

Pada SSD Samsung 850 EVO 250GB yang dipasangkan pada laptop computer ASUS. Jadi di BIOS telah benar terdeteksi adanya SSD ini tapi saat ingin set up Home windows 10 malah tidak muncul sebagai lokasi instalasi.
Solusi yang dapat dicoba untuk memperbaikinya. Untuk masalah yang kami alami ini agak yakin disebabkan Windowsnya yang tidak mengenali partisi di SSDnya. Dan mestinya memang masih kosong.

Untuk langkah pertama adalah solusi paling sederhana, coba ganti mode koneksi SATA dari IDE/ATA ke AHCI atau sebaliknya. Ini settingnya perlu masuk ke BIOS dulu.

Nah, solusi inilah yang berhasil mengatasi masalah SSD tidak dikenali Home windows. Yang dibutuhkan adalah komputer lain dan pasangkan SSDnya disana. Kalau telah dikenali maka silahkan buat partisi baru pakai Disk Administration.

Setelah itu kembalikan ke laptopnya dan mestinya akan dikenali oleh installer Windowsnya, tinggal diformat ulang saja setelahnya. Ini disebabkan informasi partisi yang korup. Kalau ada konverter/adapter USB to SATA maka dapat digunakan serta.

Ini masih berhubungan dengan cara diatas. Bedanya coba pakai Linux, ini sistem operasi dengan deteksi {hardware} terbaik. Solusinya sama, silahkan partisi dulu. Tidak harus set up Linux aslinya, pakai LiveCD/LiveUSB. Nanti partisinya dapat pakai aplikasi gParted.

Masih gagal? Coba cek apakah ada replace BIOS untuk motherboard atau laptopnya. Kadang memang perlu ada perbaikan deteksi {hardware} pada ROM BIOSnya. Ini kami letakkan terakhir walaupun sekarang cara flash BIOS itu sederhana dan cepat karena ada resiko bila salah akan ngebrick. Jadi hati – hati saja.

Laptop computer baru saat ini rata-rata telah banyak yang memakai SSD dibandingkan dengan HDD. Mengapa hal ini terjadi? Banyak keunggulan SSD dibandingkan dengan HDD, seperti misalnya SSD lebih cepat, lebih stabil, memakai energy yang lebih kecil, membuat desain laptop computer lebih tipis dan ramping. Tapi bukan berarti SSD tidak memiliki kelemahan..

Jika kamu telah tahu semua kelebihan SSD, kelemahan mereka terletak pada umurnya yang pendek biasanya hanya bertahan selama lima sampai tujuh tahun. Untuk itu kamu harus mengetahui, tanda-tanda SSD akan rusak. Dengan begini kamu dapat langsung menyiapkan backup knowledge.

Bagaimana SSD Dapat Rusak??

Tak seperti HDD, tidak ada disk yang bergerak di SSD, jadi masalahnya tidak seperti HDD lama. Kerusakannya lebih ke komponen lain ketimbang tempat penyimpanannya.

SSD memerlukan energy provide yang rentan terhadap kerusakan, terutama saat terjadi lonjakan listrik atau kurangnya listrik. Faktanya, saat kurangnya pasokan listrik maka akan ada knowledge yang korup, bahkan dapat membuat SSD rusak.

Masalah lain yang biasanya membuat SSD rusak adalah mereka mencapai batas learn/write, yang ada di reminiscence flashnya.

Karena SSD terkenal rentan dengan masalah diatas, kamu tidak perlu terlalu panaroid untuk beralih dari HDD ke SSD. Berdasarkan dari riset baru-baru ini, SSD fashionable tidak lagi rentan terhadap learn/write dari SSD yang lama. (Baca lagi: Sebenarnya Berapa Paling Lama Umur Harddisk Itu??)

Tapi yang perlu kamu perhatikan, siklus learn/write sangat mempengaruhi apakah knowledge dapat di-write ke SSD kamu. Karena selama kamu dapat membaca knowledge maka knowledge tersebut dapat kamu ambil untuk di-backup. Untuk itu penting sekali mengetahui tanda-tanda dimana umur SSD kamu telah semakin mendekati ajalnya.

Tanda-Tanda SSD Kamu Akan Sekarat

Suara berdenging dari piringan HDD adalah tanda paling sederhana untuk mengetahui kalau ia telah waktunya pensiun. Tidak seperti HDD, SSD tidak akan membuat suara berdenging karena ia tidak memiliki piringan disk.

Cara yang paling sederhana dan dapat digunakan untuk mengetahui SSD rusak adalah memakai software program yang memonitor kinerja SSD. Di Home windows software program ini bernama Hard Tune Pro sedangkan Mac OS X dapat memakai SSDReporter.

Jika telah menginstallnya, berikut tanda-tanda SSD akan rusak yang harus kamu waspadai, dan bagaimana langkah yang harus kamu ambil.

#1 – Error Unhealthy Block

Jika di HDD kamu mengenal unhealthy sector, di SSD kamu akan mengenal unhealthy block. Ini adalah situasi dimana komputer mencoba untuk membaca atau menyimpan file, tapi membutuhkan waktu yang sangat lama dan akhirnya tidak tersimpan, sehingga akhirnya sistem menyerah dengan mengeluarkan notifikasi error.

Gejala yang biasa terjadi saat unhealthy block:

Sebuah file tidak dapat dibaca atau ditulis ke SSD
File System PC butuh perbaikan
Aplikasi yang berjalan sering freeze atau crash
Sering error ketika memindah file
Sering lemot ketika membuka file besar

Kalau saat ini kamu mengalami gejala-gejala di atas, coba jalankan Hard Tune Pro atau Hard Disk Sentinel dan periksalah apakah ada error unhealthy block. Jika ada maka kamu harus mempersiapkan backup. (Baca lagi: Adakah Batasan Untuk Melakukan Format Pada Hardisk atau SSD??)

Scroll to top