Teknik Olahraga Tolak Peluru
Olahraga tolak peluru merupakan olahraga yang di mainkan oleh atlet yang memiliki ukuran badan besar dan memiliki kekuatan ekstra, karena untuk melemparkan besi harus membutuhkan kekuatan super.
Yuk kita ketahui tekniknya.
A. Sejarah Tolak Peluru
Tembakan itu sudah dikenal sejak dua ribu tahun yang lalu, yaitu sejak zaman kekaisaran Yunani kuno, tetapi dengan prosedur dan peraturan yang berbeda. Menurut Homer, pada zaman kuno, lemparan itu disebut pelontaran berat.
Sayangnya, tidak ada dokumen sejarah yang menjelaskan bentuk dan bahan yang digunakan sebagai peluru pada saat itu. Yang pasti, penembakan dimasukkan ke dalam bentuk pelatihan perang yang dilakukan oleh tentara Trojan dan kemudian bersaing di antara tentara.
Dokumentasi historis tentang olahraga penembakan yang telah ditemukan berkaitan dengan diadakannya kompetisi di Skotlandia pada abad pertama. Kemudian, pada abad ke-16, Raja Henry VII dari Inggris menyelenggarakan pertemuan yang sama, yaitu melempar palu dan melempar beban.
Saat itu, persaingan antara Inggris digelar sebagai cara menguji kekuatan pria. Peluru yang digunakan saat itu masih terbuat dari batu, bukan dari logam seperti sekarang.
Game pertama yang menggunakan instrumen seperti tembakan sekarang adalah kompetisi yang berlangsung dalam jangka menengah. Permainan ini diselenggarakan oleh militer dan diikuti oleh prajurit perang. Mereka berlari untuk melemparkan bola besi sejauh mungkin.
Gagasan tersebut bermula dari kebiasaan prajurit perang yang sering berlari untuk melempar meriam sejauh mungkin. Pada saat itu, meriam besi dan bola meriam adalah di antara senjata yang paling mematikan.
Pitch terdokumentasi pertama adalah kompetisi yang diadakan pada tahun 1866 di Skotlandia. Namun, kejuaraan yang diadakan pada tahun 1866 masih bersifat amatir dan menjadi salah satu kejuaraan pemula Inggris.
Sejak itu, shot put menjadi semakin populer di negara-negara Eropa kontinental. Tiga puluh tahun kemudian, tembakan itu secara resmi berkompetisi di Olimipade di Athena, Yunani.
Catatan penting dalam sejarah penembakan terjadi pada tahun 1950, ketika Parry O’Brien memperkenalkan teknik penembakan. Dalam metode O’Brien, pelempar memulai tolakan dengan menghadap bagian belakang cincin.
Karena ini adalah olahraga atletik, organisasi orang tua dari galeri penembakan adalah satu dengan induk dari olahraga atletik. Federasi Atletik Pemula Sedunia (IAAF) adalah wadah olah raga olah raga sedunia (termasuk menembak).
Indonesia akrab dengan praktik penembakan pemerintah kolonial Belanda yang memasukkannya ke dalam kurikulum pembelajaran di sekolah-sekolah milik Belanda. Namun, tembakan itu hanya dimainkan oleh siswa Belanda Bagawan sehingga penduduk asli tidak tahu terlalu banyak tentang olahraga.
Seiring waktu, shot put menjadi bagian dari kurikulum di sekolah-sekolah asli sehingga semakin dikenal di kalangan orang Indonesia. Karena belum memiliki wadah sendiri, tembakan itu ditempatkan di bawah organisasi NIAU, yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan kejuaraan olahraga.
Popularitas peluru tolak kemudian memunculkan berbagai klub olahraga put-put di Jawa dan Sumatra. Sumatra Athletics Bond (SAB) di Medan mengadakan kompetisi atletik yang dihadiri oleh MULO, HBS dan sekolah lainnya. Olahraga yang disengketakan adalah pukulan.
Meskipun keberadaan penembakan target (dan atletik lainnya) telah dikenal sejak masa kolonial Belanda, All Indonesian Athletics Association (PASI) dibentuk hanya pada 3 September 1990. Dengan adanya PASI, olahraga atletik , termasuk pemotretan, telah tumbuh.
Kegiatan pertama yang dilakukan oleh PASI adalah pemilihan duta atletik yang mewakili Indonesia dalam video game SEA. Selain itu, Indonesia secara teratur mengirim delegasi untuk berpartisipasi dalam kejuaraan regional dan internasional dan terus melatih atlet untuk menolak senapan.
B. Teknik ketahanan peluru
Pada dasarnya, inti dari tembakan adalah menahan, lalu menolak peluru untuk dibuang. Oleh karena itu, agar dapat meluncurkan peluru sejauh mungkin, Anda perlu memperhatikan beberapa teknik dasar tembakan yang tepat selama pelatihan.
Teknik menembak dasar sangat penting untuk dikuasai oleh para atlet tidak hanya untuk menghasilkan tembakan jarak jauh, tetapi juga untuk keselamatan atlet. Perhatikan bahwa kesalahan saat menangani dan melempar peluru logam berat dapat menyebabkan cedera serius.
Ada tiga teknik dasar menembak yang perlu Anda kuasai sebelum berlatih olahraga ini, yaitu teknik memegang peluru, teknik meletakkan peluru di leher dan teknik tolakan. Penjelasan setiap teknik yang bisa Anda lihat di bawah ini.
1.ย Mengambil teknik peluru
Peluru besi yang digunakan dalam olahraga menembak memiliki berat yang bisa berat, mulai dari tiga kg hingga 7 kg lebih. Oleh karena itu, perlu dikuasai cara menangani peluru dengan benar agar jari tidak terluka atau genap.
Letakkan peluru di telapak tangan Anda. Pegang peluru dengan aman menggunakan jari-jari Anda dengan posisi jari yang dikembangkan. Gunakan jari telunjuk, tengah, dan cincin untuk memposisikan peluru. Letakkan jari kelingking di sisi peluru dalam posisi terlipat, sedangkan ibu jari berada di posisi normal untuk menjaga keseimbangan peluru. Berikan ibu jari Anda lebih banyak kekuatan sehingga bisa memegang peluru lebih kuat sehingga tidak jatuh.
Jepit jari Anda, termasuk jari kelingking Anda, dan tempel di bagian belakang peluru. Tempatkan ibu jari Anda di sisi peluru untuk menyeimbangkannya.
Metode ketiga hampir sama dengan yang kedua, yaitu dengan menutup jari, tetapi dalam posisi yang sedikit lebih renggang. Teknik ini cocok untuk Anda yang memiliki telapak tangan kecil.
2. Teknik menempatkan peluru di leher
Sebelum meletakkan peluru di leher Anda, Anda harus memilih teknik penanganan peluru yang paling disukai, nyaman dan mampu. Penggunaan tangan kanan sangat disarankan untuk memegang peluru, kecuali bagi Anda yang kidal.
Setelah memegang peluru dengan teknik yang benar, pasangkan peluru ke sisi kanan leher. Ibu jari menempel di tulang di bahu atau tulang selangka. Pertahankan siku Anda lurus dan setinggi bahu dan miringkan kepala Anda ke arah peluru sehingga posisi peluru lebih stabil dan stabil.
3. Teknik penolakan peluru
Selain teknik memegang peluru dan meletakkannya di leher, Anda juga perlu mempertimbangkan teknik melempar atau menolak peluru untuk menghasilkan lemparan sejauh mungkin. Penjelasan berikut
4. Persiapan untuk penolakan peluru
Posisi terbaik saat meluncurkan peluru adalah berdiri dan rileks menghadap sisi lapangan. Untuk memudahkan penolakan, kaki-kaki harus dilebarkan ke lebar bahu dengan kaki kanan sedikit ditekuk dan beban diletakkan di kaki kanan.
Tangan kanan yang memegang peluru diposisikan pada bahu, tepat di bawah rahang dengan siku membentuk sudut 900 dan tangan kiri ditekuk dengan siku menghadap ke arah tolakan.
5. Gerakan tubuh
Saat menangani peluru, kaki di dekat sektor peluncuran digerakkan dengan mengayun dalam persiapan untuk mengusir peluru. Sementara itu, pinggang diputar di sisi sektor pelemparan sehingga pinggul membantu mendorong, tubuh membungkuk ke depan dan fokusnya adalah ke arah lemparan.
6. End of Antipeluru
Sebelum menolak, posisi tubuh harus siap dengan kaki kanan yang akan digerakkan ke depan sebagai alas, menggantikan kaki kiri yang digunakan untuk bernafas. Kaki kiri lurus ke belakang dan tidak diregangkan, lutut kanan sedikit ditekuk untuk mendorong lebih keras dan pandangan tetap fokus.
Saat jijik, putar tubuh Anda ke arah sektor pendaratan. Kaki kanan menolak dan berdiri sehingga kekuatan yang besar untuk mendorong peluru sepenuhnya ada di tangan kanan yang memegang peluru. Selanjutnya, luncurkan peluru dengan sudut dorong 40 derajat ke atas.
Setelah peluru diluncurkan, kaki kembali ke tanah dalam posisi yang sedikit tertekuk. Sementara itu, posisi tubuh mengarah ke depan dengan pandangan melihat posisi jatuhkan peluru.
C. Penutup
Demikianlah penjelasan tentang tolak peluru yang bisa kami bagikan untuk anda. Untuk mengetahui tentang sejarah olahraga lainnya anda bisa membaca di artikel yang akan mendatang.